Aug 31, 2008

Wishing everyone out there happy Ramadhan & may all your good deeds for the month be accepted by Allah...



Allah berfirman, yang artinya :
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo'a apabila ia berdo'a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) –Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran". (QS> Al Baqarah 186)

Menghadapi bulan yang penuh barakah Allah Ta'ala, hendaklah kita memanfaatkannya untuk memperbanyak amalan-amalan ibadah, yang mana jika seseorang yang tidak mengisi waktu-waktunya terutama disaat Ramadhan niscaya dia akan menyesal, Sedangkan penyesalan itu tidak akan berguna. Di antara bentuk ibadah yang besar adalah zikir dan berdo'a, disini saya ambil zikir dan do'a bulan Ramadhan karya Syeikh Bakr bin Abu Zaid hafizhahullah seorang ulama anggota Darul Ifta' Saudi. Semoga bermanfaat untuk kita semua.

1. Do'a apabila datang bulan Ramadhan, dengan mengucapkan :

الْلَّهُمَّ سَلَّمْنِي رَمَضَانَ وَسلَّمْ رَمَضَانَ لِي وَتَسَلَّمْهُ مِنَّي

Ya Allah hantarkanlah diriku kepada bulan Ramadhan dan hantarkanlah bulan Ramadhan kepada diriku dan terimalah (amalan-amalan) Ramadhan dariku.

2. Kabar gembira dengan masuknya bulan Ramadhan, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah RA.:

كَانَ رَسُوْاللَّه يُبَشَّرُ أَصْحَابَهُ بِقُدُوْمِ رمَضاَنَ يَقُوْلَ:
قَدْ جَاعَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهرٌمُبَارَكٌ

Rasulullah SAW biasa memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya dengan datangnya bulan Ramadhan, Beliau bersabda: "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah…" (HR. Ahmad dan An-Nasa'i).

3. Do'a dari orang berpuasa secara mutlak di bulan Ramadhan, karena kemuliaan waktu dan keadaan orang-orang yang berpuasa, lebih lagi dengan memperbanyak zikir. Yang paling utama adalah membaca Al-qur'an.

4. Menyengaja berdo'a dengan penuh semangat pada malam-malam sepuluh yang terakhir dengan harapan bertepatan dengan malam Lailatul Qadar, sebagaimana telah dishahih dari Nabi SAW bahwa Beliau mengajarkan do'a kepada Aisyah RA :

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ تُحِبُّ العَفْوَفَاعْفُ عنَّي

Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan menyukai maaf, maka maafkanlah aku".

Tidak shahih dalam hadits ini. "عَفُوٌ Setelah lafazh " " كَرِيْمٌ " kata Adapun tambahan

5. Do'a ketika berbuka:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَشَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَاللََّهُ

Telah sirna rasa haus, telah basah tenggorokan dan telah pasti pahala,jika Allah kehendaki.

Tentang do'a berbuka puasa ini telah diriwayatkan ada lima (5) macam yang tidak shahih, di antaranya dengan lafazh :

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَىرزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Ya Allah, untukMu aku berpuasa dan dengan rizkiMu aku berbuka (Sanad hadits ini dhaif).

Begitu pula dengan lafazh lainya merupakan Sanad hadits yang dhaif (tidak shahih).
Ada riwayat dari Ibnu Umar RA secara marfu':

كَانَ النَّبِي إِذَا لَقَمَ أَوَّلَ لُقْمَةِ قَالَ: يَا وَاسِعَ الْمَغْفِرَةِ اغَفِرْ لِي.

Adalah Nabi SAW apabila menelan makanan untuk kali pertama beliau membaca : "wahai Dzat yang Maha luas mahfirahnya, ampunilah aku".

Kemudian hadits ini mutlaq (umum), tidak ada pengkhususan untuk puasa dan tidak pula untuk yang lain.

6. Do'a ketika berbuka puasa pada suatu kaum, dengan do'a yang artinya :
"Telah berbuka orang-orang yang puasa disisi kalian, telah memakan makanan kalian orang-orang yang baik dan para malaikat bershalawat atas kalian".

7. Do'a Tatkala sahur
Tetapi tidak ada do'a khusus untuk hal ini, namun karena keumuman firman Allah:

وَبِاْلأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Dan ketika sahur mereka beristighfar. (QS. Adz-Dzaariyaat 18).

8. Do'a ketika keluar dari bulan Ramadhan.
Hal ini ditunjukkan oleh alur ayat yang telah disebutkan.

9. Apabila seseorang mencaci atau mencelakai orang yang sedang berpuasa, maka hendaklah ia mengatakan: "Aku sedang berpuasa" sebagaimana yang disebutkan didalam shahihain (shahih Bukhari dan shahih Muslim) dan yang lain. Sama saja baik puasa sunnah atau puasa wajib. Apakah ini di ucapkan dengan suara keras atau pelan? Dalam hal ini terdapat ikhtilaf (perbedaan pendapat) dan yang shahih adalah di ucapkan dengan suara terang-terangan, inilah yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Raakhiimullah.

0 Comments:

Post a Comment